LITHIUM ION BATTERY MANUFACTURE AND SALES
LITHIUM ION BATTERY MANUFACTURE AND SALES
Baterai lithium ion merupakan masa depan kendaraan listrik
Nikel memberikan kontribusi penting untuk baterai lithium-ion (Li-ion) yang menggerakkan sebagian besar revolusi kendaraan listrik
Nikel (Ni) telah lama digunakan secara luas dalam baterai, paling sering dalam nikel kadmium (NiCd) dan dalam baterai isi ulang nikel metal hidrida (NiMH) yang tahan lama. Pada Era tahun 1990an, aplikasi komersial pertama untuk baterai Li-ion muncul, awalnya di camcorder dan akhirnya menemukan jalan mereka ke smartphone, laptop, dan banyak perangkat portabel lainnya yang sekarang kita anggap biasa dan pergunakan dalam aktifitas sehari-hari.
Saat ini teknologi paling populer dari sektor baterai adalah baterai lithium-ion. Dibandingkan dengan jenis baterai lainnya, baterai lithium-ion memiliki energi, kepadatan daya, dan kemampuan bersepeda yang superior. Kualitas inilah yang penting dalam penggunaannya dalam kendaraan listrik dan hibrida serta sistem penyimpanan energi yang digunakan dalam pertanian energi terbarukan.
Meskipun baterai NiMH telah digunakan dalam kendaraan elektronik di masa lalu, kepadatan energi yang lebih tinggi dari baterai lithium-ion menjadikannya pilihan pertama untuk pembuatan kendaraan elektronik baru.
Keuntungan utama pada penggunaan nikel dalam baterai adalah membantu menghasilkan kepadatan energi yang lebih tinggi dan kapasitas penyimpanan yang lebih besar dengan biaya yang lebih rendah. Kemajuan lebih lanjut dalam teknologi baterai yang mengandung nikel berarti ia siap untuk meningkatkan peran dalam sistem penyimpanan energi, membantu membuat biaya setiap kWh penyimpanan baterai lebih kompetitif.
Pada perkembangan berikutnya, Baterai Li-ion dimasukkan ke dalam mobil listrik generasi berikutnya, karena kepadatan daya yang unggul menjadi sangat penting untuk kendaraan bergerak dalam jarak jauh. Meskipun kendaraan listrik (EV) saat ini merupakan bagian yang relatif kecil dari stok mobil global, pangsa pasarnya meningkat dan diperkirakan akan terus tumbuh pesat di tahun-tahun mendatang. Beberapa prediksi menunjukkan bahwa mereka akan menghasilkan lebih dari 10% kendaraan pada tahun 2025, yang sebagian besar akan didukung oleh baterai Li-ion yang mengandung nikel. Menggunakan nikel dalam aki mobil menawarkan kepadatan dan penyimpanan energi yang lebih besar dengan biaya yang lebih rendah, memberikan jangkauan yang lebih jauh untuk kendaraan, yang saat ini menjadi salah satu hambatan untuk penyerapan kendaraan listrik.
Baterai lithium ion memiliki kepadatan energi tinggi dan terbagi dalam beberapa tipe. Tipe pertama ialah baterai lithium Tipe NCA, singkatan dari Nickel Cobalt Aluminum Oxide. Kemudian baterai lithium Tipe NMC, singkatan dari baterai Lithium Nickel Manganese Cobalt Oxide. Tipe baterai lithium lainnya adalah Tipe LFP, singkatan dari Lithium Iron Phosphate atau dikenal sebagai baterai lithium besi fosfat.
Perbedaan ketiganya yaitu Tipe NCA, NMC, dan LFP terletak pada kapasitas voltase yang dihasilkan. Tipe NCA memiliki kapasitas yang besar dibanding Tipe NMC dan juga LFP. Tipe NCA memiliki Voltase yang lebih besar yaitu 3,7 volt per sel. Sedangkan LFP 3,2 volt.
Pada baterai Tipe NCA yang lebih banyak dipergunakan pada kendaraan listrik seperti misalnya produk TESLA, hanya membutuhkan 100 sel baterai, sedangkan pada Tipe LFP membutuhkan 200 sel baterai. Pabrikan mobil listrik, TESLA menggunakan baterai Tipe NCA di mobilnya, karena memiliki spesifikasi baterai yang paling tinggi dan lebih ringkas.
Pada Tipe NMC memiliki karakter penyimpanan energi yang bagus, dan daya yang lebih besar diatas LFP, akan tetapi masih dibawah Tipe NCA. TESLA menggunakan Tipe NMC di unit stasiun pengecasannya. Sedangkan baterai Tipe LFP memiliki daya paling rendah dibandingkan dengan Tipe NCA dan NMC. Akan tetapi baterai tipe ini paling aman disebabkan karena suhunya lebih dingin dan tidak mudah meledak.