ERA BARU dan Masa Depan Kendaraan Listrik Dunia
4 x 42000kVA, FENI PROJECT Tahap I
HARI INI DAN ESOK
Tentang Nikel Kami
- Karakteristik endapan NIKEL Kami terdiri dari profil endapan NIKEL dan pola distribusi unsur Ni serta unsur lainnya. Profil endapan NIKEL laterit terbagi dalam tipe A dan tipe B. Tipe A yaitu top soil, batuan sedimen, limotit, saprolit dan batuan dasar (bedrock). Tipe B yaitu top soil, batuan sedimen, hard saprolite dan bedrock. Top soil disusun oleh bahan organik dan fragmen dari batuan dengan ketebalan 0,3 meter, batuan sedimen disusun oleh konglomerat, batupasir sisipan konglomerat, batupasir sisipan batulempung, batulempung sisipan batupasir dan batulempung dengan ketebalan 8-20 meter. Distribusi unsur Ni hanya terjadi pada zona limonit, saprolit hingga bedrock. Kadar Ni yang paling tinggi (high grade) hanya terletak dibagian atas zona saprolit yaitu 2,01-2,44 % dengan ketebalan rata-rata 3 meter. Sedangkan kadar medium grade dijumpai bagian tengah dan low grade terletak bagian bawah yaitu 1,46 – 1,90 % dengan ketebalan 1,2- 4,5 meter.
Kadar NIKEL Kami rata-rata adalah Ni 1.7% – 1.9%, Cut off Grade (COG) pada kadar Ni 1.3%.
- Kami memasok NIKEL Kadar Tinggi kepada Smelter-smelter Lokal yang
beroperasi di Jawa, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi
Tengah. - Kami mengadopsi NIKEL Kadar Rendah untuk kebutuhan Nickel-Cobalt Plant Kami sendiri. Optimasi dan pemanfaatan NIKEL Kadar Rendah untuk dipergunakan pada teknologi Hidrometalurgi.
- Nilai Tambah dari Hilirasi Tambang NIKEL Kami adalah 70 x menjadi
Ferronickel, 74 x menjadi Stainless Steel, 155 x menjadi Nickel Sulfat, 448 x menjadi Cobalt Sulfat, 450 x menjadi Nickel Ingot dan 469 x menjadi Nickel Matte. Lokasi Konsorsium Tambang Nikel Kami tersebar Di Provinsi Sulawesi
Tenggara dan Sulawesi Tengah.
Celebessi Ciptakan Nilai Tambah Nikel
Keberadaan hilirisasi nikel dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian negara. Selain dapat meningkatkan nilai rantai pasok produksi, daya saing produk dan juga hilirisasi dapat menyelamatkan komoditas bijih nikel dari fluktuasi harga. Pemerintah Indonesia sendiri mengandalkan pengolahan nikel dan kobalt untuk menjadi barang tambang yang dapat meningkatkan nilai tambah bagi Indonesia di masa mendatang.
Industri hilir berbasis nikel tersebut diantaranya untuk pengolahan feronikel hingga pemanfaatan jadi bahan baku industri hilir lainnya. Penghiliran industri berbasis sumber daya alam (SDA) nikel diperkirakan dapat menghasilkan nilai tambah hingga 105 kali lipat dibandingkan nilai ekspor yang dihasilkan dari bijih nikel (raw material).
Celebessi menciptakan Nilai Tambah Nikel dengan mengoptimalkan Nikel Kadar Rendah menjadi produk Bernilai Tinggi. Indonesia memiliki potensi cadangan nikel kadar rendah yang cukup besar. Indonesia sendiri telah menempatkan diri sebagai produsen bijih nikel terbesar di dunia pada tahun 2019. Dari 2,67 juta ton produksi nikel di seluruh dunia, Indonesia telah memproduksi 850 ribu ton atau sekitar 32%.
Konsep hilirisasi Celebessi tidak berhenti hanya memproses bijih nikel menjadi barang setengah jadi (intermediate product) akan tetapi berusaha untuk mengembangkan lebih jauh sampai kepada produk bahan dasar atau pelengkap tahapan paling akhir dalam pohon industri.
Dari proses bijih nikel menjadi FeNi atau konsentrat, akan diolah menjadi Ni-sulfat dan Co-sulfat. Setelah itu akan diproses lagi menjadi precursor yang menjadi bahan dasar material baterai. Dari bahan dasar baterai inilah akan dihasilkan menjadi baterai jenis lithium-ion battery.
Celebessi akan melakukan hilirisasi secara berkelanjutan dan terintegrasi sehingga mampu untuk mendukung kekuatan industri didalam negeri. Pengembangan Teknologi Pengolahan dan Peningkatan Nilai Tambah Mineral Nikel ini akan diterapkan dengan menggunakan teknologi Hidrometalurgi terkini.
Celebessi Ciptakan Ekosistem Bahan Baku Baterai Listrik
CELEBESSI menyediakan bahan baku pembuatan Baterai Listrik dengan menciptakan ekosistem yang terintegrasi melalui penyediaan bahan baku mentah mulai dari Nikel, Mangan dan Grafit.
Hal ini dikarenakan material mentah tersebut sebagai bahan baku utama yang dibutuhkan pada industri pembuatan baterai kendaraan listrik dunia.
Grafit merupakan salah satu bahan baku penting dalam pembuatan baterai mobil listrik. Grafit adalah satu satu mineral bukan logam yang mampu menghantar listrik. Mineral ini juga tahan terhadap panas dan tidak mudah larut dalam air.
Grafit terbagi dalam Grafit Alam dan Grafit Sintetik. Grafit berkinerja tinggi dan memiliki kapasitas pengisian cepat dan umur yang panjang pada baterai listrik.
Kami mengundang investor untuk berbagi dalam mengeksplorasi dan mengolah bahan baku tersebut sebagai nilai tambah yang berkelanjutan dalam satu atap proyek smelter CELEBESSI.
Tentang Kearifan Lokal Kami
Merawat Kerukunan dengan Kearifan Lokal
Di CELEBESSI, Kami menjunjung tinggi kearifan lokal dan nilai-nilai budaya setempat
Kearifan lokal adalah cara dan praktik yang dikembangkan oleh sekelompok masyarakat yang berasal dari pemahaman mendalam mereka akan lingkungan setempat yang terbentuk dari tinggal di tempat tersebut secara turun-menurun dan dari generasi ke generasi.
Kearifan lokal muncul dari dalam masyarakat itu sendiri yang disebarluaskan secara non-formal, dan dimiliki secara kolektif oleh masyarakat yang bersangkutan. Selain itu, kearifan lokal juga dikembangkan selama beberapa generasi sebelumnya dan tertanam di dalam cara hidup masyarakat yang bersangkutan sebagai sarana untuk mempertahankan hidup.
Bentuk kearifan lokal dalam masyarakat bisa berupa nilai, norma, etika, kepercayaan, adat istiadat, hukum adat, bentuk rumah tradisional dan aturan-aturan khusus. Kearifan lokal berhubungan secara spesifik dengan budaya tertentu dan mencerminkan cara hidup suatu masyarakat tertentu.
Di CELEBESSI, Kami menjunjung tinggi kearifan lokal dan nilai-nilai budaya pada wilayah kerja dan area operasi produksi. Di wilayah area operasi produksi pertambangan dan kawasan industri smelter kami nantinya, akan menempatkan budaya dan adat istiadat setempat untuk ditempatkan sebagai bagian dari program pemberdayaan masyarakat.
Sebagai contoh, Tarian Lulo, yang merupakan warisan budaya, keindahan dan kearifan budaya pada masyarakat di Propinsi Sulawesi Tenggara yang mampu dan berperan sebagai sarana untuk menjaga kerukunan dalam hidup bermasyarakat.
Contoh lainnya adalah kearifan lokal dalam pembukaan lahan dengan cara membakar ternyata masih dipraktekkan oleh suku mekongga yaitu dengan cara system mosalei, mekere, humunu, mo’enggai dan mewala.
Di Celebessi, Kami berusaha untuk ikut berperan aktif dalam merawat budaya dan adat istiadat yang masih berkembang di masyarakat setempat untuk menjadi bagian dari jati diri kami selaku korporasi yang ada dan terlibat dalam kegiatan dan aktifitas kehidupan sehari-hari.
Tentang Industri Hijau
Komitmen CELEBESSI Dalam Pengembangan Industri Hijau
Dengan dukungan dan kerjasama penyediaan tenaga listrik dari Perusahaan penyedia listrik nasional PT PLN (Persero), Industri Pengolahan dan Pemurnian Mineral Logam Nikel dan Kawasan Industri CELEBESSI akan menerapkan pengembangan Industri Hijau. Dari sumber tenaga listrik bertenaga bayu, Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan Energi Baru Terbarukan (EBT) dari PT PLN, CELEBESSI merupakan Smelter Nikel dan Kawasan Industri yang nantinya akan bersertifikat Renewable Energy Certificate (REC).
Apa itu Renewable Energy Certificate (REC)?
Sertifikasi Renewable Energy Certificate (REC) merupakan layanan PT PLN berupa pengakuan penggunaan energi baru terbarukan (EBT). REC ini merupakan bukti kepemilikan sertifikat standar internasional atas produksi tenaga listrik yang dihasilkan dari pembangkit energi terbarukan.
Ini merupakan bentuk dan komitmen pemerintah Indonesia dalam mendukung transformasi pemanfaaatan energi ke energi baru terbarukan (EBT) di masa depan. PT PLN secara terus menerus berinovasi dengan menyediakan tenaga listrik yang menghasilkan produk energi ramah lingkungan untuk konsumennya dalam mencapai target pengurangan emisi karbon pada 2030.
Saat ini REC didukung oleh pembangkit listrik berbasis EBT yang dioperasikan oleh PT PLN dengan total 10,5 GW di seluruh Indonesia atau sebesar 14 persen dari total kapasitas pembangkit Listrik nasional saat ini, dan akan terus diperbesar sesuai target Pemerintah 23 persen pada 2025.
CELEBESSI mendukung program pemerintah terhadap pembangunan yang berkelanjutan, memerangi perubahan iklim, pemanasan iklim global yang dipicu oleh peningkatan emisi karbon. Program ini tentu melibatkan berbagai pemangku kepentingan lainnya, baik dari Pemerintah maupun sektor swasta melalui pemanfaatan industri hijau dengan program pemanfaatan tenaga listrik bersumber dari energi baru terbarukan (EBT) di masa depan dan program penanaman hutan mangrove di kawasan industri nantinya yang hendak dibangun dan akan segera beroperasi.
Berbagai Kelebihan Kawasan Industri Smelter Kami
- 50 Sebaran IUP Nikel di Kabupaten Kolaka Utara dan sekitarnya
- 84.112 Ha Luas Lahan Area Pertambangan Nikel di Kabupaten Kolaka Utara dan sekitarnya
- Merupakan Pusat Kegiatan Industri Pertambangan (PKIP) – (Koridor Ekonomi Sulawesi)
- Izin Pengolahan dan Pemurnian Mineral Logam Nikel Terintegrasi dengan tambang
- Topografi Pedataran, dekat dengan sumber bahan baku Nikel
- Aksesibilitas :
- +/- 57 KM jarak dari Lokasi Smelter ke Ibukota Kabupaten Kolaka Utara – Lasusua
- +/- 108 KM jarak dari Ibukota Kabupaten Kolaka Utara – Lasusua ke Bandara Sangia Nibandera, Kabupaten Kolaka
- +/- 120 KM jarak dari Ibukota Kabupaten Kolaka Utara Lasusua ke Sorowako
- 85 menit waktu penerbangan dari Bandara Sultan Hasanudin Makassar ke Bandara Sangia Nibandera, Kabupaten Kolaka
3 jam 20 menit waktu penerbangan dari Bandara Soekarno-Hatta Jakarta ke Bandara Sultan Hasanudin Makassar
Proyek Industri Baterai Kendaraan listrik
Indonesia menuju Era Baru Kendaran Listrik
Indonesia akan menjadi produsen terbesar baterai kendaraan listrik dunia pada 2025. Cara yang bisa dilakukan untuk mencapai hal tersebut adalah dengan membangun industri pengolahan dan pemurnian nikel dalam negeri
Nikel adalah salah satu mineral logam terbesar dalam pembuatan baterai listrik. Lithium-ion ibarat jantung dari revolusi mobil listrik. Baterai listrik merupakan komponen yang sangat penting dari sebuah mobil listrik, sebagai sumber energi untuk menjalankan mesin. Sumber energi penggerak inilah yang membedakan mobil listrik dengan mobil konvensional berbahan bakar minyak, sehingga lebih ramah lingkungan karena mengurangi polusi udara.
Baterai listrik memiliki kemampuan untuk menyimpan daya listrik dan bisa diisi ulang (rechargeable). Ada dua jenis baterai listrik yang banyak dipakai saat ini yaitu Lithium-ion (Li-ion) dan Nickel Metal Hydride (NiMH). Baterei Li-ion menggunakan unsur logam lithium dan kobalt sebagai elektroda, sementara itu NiMH memanfaatkan nikel. Sekitar 80% NiMH menggunakan komponen nikel.
Cadangan dan Sumber Daya Nikel di Kabupaten Kolaka Utara khususnya memiliki cadangan 97.401.593.025 MT Nikel (Dinas ESDM Provinsi SULTRA, 2013) yang mampu memenuhi kebutuhan Industri Pengolahan dan Pemurnian Nikel khususnya di wilayah operasi Kabupaten Kolaka Utara. Hal tersebut akan membuat industri baterai kendaraan listrik potensial untuk dikembangkan mengingat melimpahnya cadangan nikel di Indonesia.
Dengan Nikel, kami ingin mengembangkan industri mobil listrik tanah air menjadi lebih bergairah mengingat sumber daya alam dan pangsa pasar domestik dan luar negeri yang menjanjikan di masa yang akan datang.
Momentum pengembangan kendaraan listrik di Indonesia ini akan dimulai dari Investor dalam mengembangkan Industri Kendaraan Listrik di dalam negeri.
Indonesia akan memiliki posisi penting dalam pengembangan kendaraan listrik mengingat Indonesia memasok lebih dari 560 ribu ton nikel di seluruh dunia. Industri kendaraan listrik diprediksi akan tumbuh cepat pada tahun-tahun yang akan datang. Indonesia adalah salah satu pemasok bijih nikel terbesar di dunia sejak 2015. Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai bahan baku nikel terbaik di dunia untuk memproduksi baterai lithium-ion, yaitu bijih nikel kadar rendah dengan kandungan nickel (0,8-1,5 persen) dan cobalt yang tinggi (0.07-0,2 persen).
Berdasarkan laporan International Nickel Study Group (INSG) 2018, Indonesia disebut sebagai ‘the largest single exporters of charge nickel’. Pada 2016 dan 2017, ekspor nikel Indonesia menyumbang masing-masing 39% dan 63% total ekspor global. Akan tetapi telah menghentikan ekspor bijih nikel mulai dari tanggal 1 Januari 2020.
Indonesia mampu memainkan peranan yang strategis kedepan karena memiliki bahan baku primer untuk baterai kendaraan listrik, khususnya nikel, kobalt, alumunium, tembaga dan mangan, serta pasar domestik mobil dan kendaraan bermotor yang cukup besar.
Tentang Green Nickel Kami
Kami akan menjadi pelopor industri pemrosesan dan pengolahan nikel kadar rendah dalam mewujudkan Green Nickel bagi Masa Depan Baterai Kendaraan Listrik.
Dimulai dari rencana kami dalam membangun konsep Green Nickel kedepan berupa Smelter Nikel yang memproduksi Nikel Hidroksida. Nikel hidroksida [Ni(OH)2] merupakan senyawa kimia yang sangat bermanfaat untuk industri kimia, khususnya sebagai bahan elektroda positif pada baterai isi
ulang (rechargeable batteries).
Nikel hidroksida [Ni(OH)2] merupakan senyawa penting dalam produksi baterai yang dapat didaur ulang. Sintesis senyawa Ni(OH)2 dapat dilakukan melalui metode presipitasi hidroksida dari suatu larutan yang mengandung ion nikel (II) (Ni2+). Nikel hidroksida merupakan senyawa berbasis nikel yang digunakan secara luas sebagai material aktif dalam katoda baterai alkalin yang dapat diisi ulang (rechargeable alkaline batteries). Nikel hidroksida dimanfaatkan untuk pembuatan baterai, fuel cells, kapasitor elektrokimia, dan
lain-lain. Selain itu, hampir seluruh industri kimia menggunakan katalis di setiap unit proses utamanya.
Rencana Smelter Green Nickel Kami dengan menggunakan teknologi LACH (Leached Advance Clean Hydrometallurgy) dengan rencana kapasitas produksi sebesar 30.000 ton per tahun (tpa) Nikel Hidroksida dengan bahan baku nikel kadar rendah sebesar 3.500.000 ton per tahun (tpa). Teknologi ini sudah terbukti di Pilot Plant Mitra Strategis Kami dari Korea. Kami optimistis bahwa
hasil produksi ini akan diserap langsung bagi para pemain produsen Baterai Kendaraan Listrik.
Tentang Peluang Investasi Nikel Di Sulawesi
- 50% Komponen Mobil Listrik adalah Baterai, Bahan Bakunya paling besar adalah NIKEL
- 52% Total Cadangan NIKEL Dunia ada di Indonesia
- 11,88 Miliar Ton Neraca Sumber Daya Bijih NIKEL Indonesia (Juli 2020, BGKESDM)
- 174 Juta Ton Total Sumber Daya Logam NIKEL Indonesia (Juli 2020, BGKESDM)
- 77% Greenfield NIKEL di Pulau Sulawesi
- 3,6 Miliar Ton Cadangan Bijih NIKEL Kadar Rendah terdapat di Indonesia
- 2,6 Miliar Ton Neraca Sumber Daya Bijih NIKEL di Pulau Sulawesi
Berita & Peristiwa Penting Celebessi
PENANDATANGANAN KERJASAMA PRODUKSI NIKEL HIDROKSIDA MENUJU KONSEP GREEN NICKEL INDUSTRY
Pada Senin, 07 Maret 2024 bertempat di Kantor PT INH Jakarta, telah dilakukan penandatanganan Nota Kesepahaman (“MOU”) yang dibuat oleh dan antara PT Celebessi Metalindo Utama (“CMU”) dan PT Industri Nikel Hidroksida (“INH”) tentang Kerjasama Produksi Nikel Hidroksida yang merupakan senyawa kimia yang sangat bermanfaat untuk industri kimia, khususnya sebagai bahan elektroda positif pada baterai
PLN DUKUNG PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK SMELTER NIKEL CELEBESSI DAN KONSUMEN TEGANGAN TINGGI (KTT) INDUSTRI SMELTER LAINNYA
Pada tanggal 05 April 2022, PT Celebessi Metalindo Utama (“CELEBESSI”) telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) Konsumen Tegangan Tinggi (KTT) dengan PT PLN (Persero) di Kantor Pusat PT PLN (Persero) Jakarta. Penandatanganan MoU ini dilakukan oleh CEO Celebessi, TMI Haykal dengan General Manager Unit Induk Wilayah (UIW) SULSELRABAR Awaluddin Hafid. Acara tersebut disaksikan oleh Jajaran
CELEBESSI DAN TONGHUA JIANXIN CHINA TANDATANGANI MOU PEMBELIAN MESIN RKEF 4X42000KVA
Pada tanggal 29 Desember 2021, PT Celebessi Metalindo Utama (“CELEBESSI”) telah menandatangani Kerjasama dengan Tonghua Science & Technology Co., Ltd China untuk Kerjasama Pembelian Mesin RKEF FeNi 4 Lines x 42000kVA yang akan dideliver pada Q1-2023. Fabrikasi sejumlah mesin tersebut diatas dilakukan di China dengan memakan waktu 6-8 bulan. Rencana Pembelian tersebut akan memenuhi rencana
CELEBESSI TUNJUK AMYTHAS TANDATANGANI KONTRAK PEKERJAAN MASTERPLAN DAN DED PROYEK SMELTER DAN KAWASAN INDUSTRI
Pada tanggal 20 Desember 2022, Perseroan telah menunjuk dan menandatangani Perjanjian Kerjasama dengan PT Amythas selaku Konsultan Perencana untuk Penyusunan Masterplan, Siteplan, Basic Design Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Industri dan Pelabuhan yang nantinya akan menjadi Masterplan pada Area Peleburan dan Pengolahan Nickel-Cobalt Perseroan seluas 2,599 hektar di Kabupaten Kolaka Utara. Penandatanganan dilakukan di kantor PT
CELEBESSI TUNJUK KPMG INDONESIA, TANDATANGANI KONTRAK PERJANJIAN PENYUSUNAN BFS PROYEK SMELTER FENI PLANT DAN NICKEL-COBALT PLANT
Pada tanggal 23 September 2021, PT Celebessi Metalindo Utama (“CELEBESSI”) telah menandatangani Kerjasama dengan KPMG Advisory Indonesia (“SIDDHARTA WIDJAJA & REKAN KPMG ADVISORY INDONESIA KPMG SIDDHARTA ADVISORY”) untuk penyusunan BFS (Bankable Feasibility Study) terhadap Proyek RKEF FeNi dan Nickel-Cobalt Perseroan. Penandatanganan dilakukan di kantor KPMG Jakarta antara CEO PT Celebessi Metalindo Utama, Mr. TMI Haykal
PT CMU Menjalin Kerjasama Dengan PT Greenland Resource Untuk Penyusunan Pelaporan JORC – Kode Cadangan Mineral Indonesia (KCMI)
Jakarta, 20 Januari 2021 Perkembangan dunia dan bisnis pertambangan menuntut adanya “transparansi”, “standarisasi” dan “accountability” termasuk didalam dunia eksplorasi dan pertambangan mineral dan batubara di Indonesia. Sejalan dengan itu di beberapa perusahaan dan institusi pemerintah telah dikembangkan dan diberlakukan beberapa Kode yang menjadi acuan dalam pelaporan hasil eksplorasi, sumberdaya dan cadangan mineral dan batubara. Ada